Pengertian Pendidikan
Multikultural
Multikultural secara etimologi multi berarti banyak, beragam, dan aneka
sedangkan cultural berasal dari kata Culture yang mempunyai makna budaya,
tradisi, kesopanan dan pemeliharaan. Pendidikan Multikultural adalah pendidikan yang menghargai diversitas dan
mewadahi perspektif dari beragam kelompok kultural atas dasar basis regular.
Fokus Pendidikan Multikultural
Ada tiga kata kunci
yang menandai adanya pendidikan multikultural yaitu;
-
pertama; proses pengembangan sikap dan tata
laku,
-
kedua;menghargai perbedaan dan keragaman budaya,
-
Ketiga;penghargaan terhadap budaya lain.
Mengenai fokus
pendidikan multikultural, Tilaar mengungkapkan bahwa dalam program pendidikan
multikultural, fokus tidak lagi diarahkan semata-mata kepada kelompok rasial,
agama dan kultural domain atau mainstream. Pendidikan Multikultural sebenarnya merupakan sikap “peduli” dan mau
mengerti (difference), atau “politics of recognition” politik pengakuan terhadap
orang-orang dari kelompok minoritas.Pendidikan
Multikultural melihat masyarakat secara lebih luas.
Ciri-ciri
pendidikan Multikultural
-
Membentuk masyarakat yang berbudaya
-
Materi pengajarannya nilai-nilai luhur
kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai kelompok etnis
-
Menghargai aspek-aspek perbedaan dan keragaman budaya
bangsa dan kelompok etnis
-
Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap
perilaku anak didik yang meliputi persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap
budaya lainnya
Paradigma
Pendidikan Multikultural
Adapun bangunan paradigma pendidikan
multikultural yang ditawarkan Zamroni ( 2011 ) adalah sebagai berikut :
-
Pendidikan
multikultural adalah jantung untuk menciptakan kesetaraan pendidikan bagi
seluruh warga masyarakat.
-
Pendidikan multikultural bukan sekedar perubahan
kurikulum atau perubahan metode pembelajaran.
-
Pendidikan multikultural mentransformasi kesadaran
yang memberikan arah kemana transformasi praktik pendidikan harus menuju.
-
Pengalaman menunjukan bahwa upaya mempersempit
kesenjangan pendidikan salah arah yang justru menciptakan ketimpangan semakin
membesar.
Pendekatan pendidikan multikultural
Ada dua
macam pendekatan pendidikan multikultural, yaitu:
-
Pendekatan Kajian Kelompok Tunggal (Single group
Single)
-
Pendekatan Perspektif Ganda (Multiple Perspectives
Approach)
Menurut Hermandez (dalam Conny
S., 2004) paling tidak ada 4 (empat) pendekatan yang dapat dilakukan untuk
menerapkan pendidikan multikultural, yaitu:
-
Pendektan Kontribusi
-
Pendekatan Tambahan
-
Pendekatan Transformasi
-
Pendekatan Aksi Sosial
WACANA :
Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Praksis Pendidikan di Indonesia
Oleh : Teguh Wiyono, S.E., MM
Oleh : Teguh Wiyono, S.E., MM
Pendidikan
multikultural merupakan suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi
pendidikan yang secara holistik memberikan kritik dan menunjukkan
kelemahan-kelemahan, kegagalan-kegagalan dan diskrimainasi di dunia pendidikan.
Pendidikan
multikultural sebagai instrumen rekayasa sosial mendorong sekolah supaya dapat
berperan dalam menanamkan kesadaran dalam masyarakat multikultur dan
mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleran utuk mewujudkan kebutuhan serta
kemampuan bekerjasama dengan segala perbedaan yang ada.
Praktek pendidikan
multikultural di Indonesia dapat dilaksanakan secara fleksibel, tidak harus
dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah atau monolitik. Pelaksanaan
pendidikan multikultural didasarkan atas lima dimensi: (1) integrasi konten,
(2) proses penyusunan pengetahuan, (3) mengurangi prasangka, (4) pedagogi
setara, serta (5) budaya sekolah dan struktur sekolah yang memberdayakan.
Prinsip
Pendidikan Multikultural
-
Prinsip
pertama: pendidikan multikultural adalah gerakan politik yang bertujuan
menjamin keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat tanpa memandang latar
belakang yang ada.
-
Prinsip
kedua : pendidikan multikultural mengandung dua dimensi: pembelajaran
(kelas) dan kelembagaan (sekolah) dan antara keduaanya tidak bisa
dipisahkan, tetapi justru harus ditangani lewat reformasi yang komprehensif
-
Prinsip
ketiga : pendidikan multikultural menekankan reformasi pendidikan yang
komprehensif dapat dicapai hanya lewat analisis kritis atas sistem kekuasaan
dan privileges untuk dapat dilakukan reformasi komprehensif dalam pendidikan.
-
Prinsip
keempat : berdasarkan analisis kritis ini, maka tujuan pendidikan multikultural
adalah menyediakan bagi setiap siswa jaminan memperoleh kesempatan guna
mencapai prestasi maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
-
Prinsip
kelima : pendidikan multikultural adalah pendidikan yang baik untuk
seluruh siswa, tanpa memandang latar belakangnya.
Konsep
Pendidikan Multikultural
Konsep
multikulturalisme menekankan pentingnya memandang dunia dari bingkai referensi
budaya yang berbeda, dan mengenali serta manghargai kekayaan ragam budaya di
dalam Negara dan di dalam komunitas global. Multikulturakisme menegaskan
perlunya menciptakan sekolah di mana berbagai perbedaan yang berkaitan dengan
ras, etnis, gender, orientasi seksual, keterbatasan, dan kelas sosial diakui
dan seluruh siswa dipandang sebagai sumber yang berharga untuk memperkaya
proses belajar mengajar.
Faktor-Faktor
Dalam Pembelajaran
-
Faktor
pertama : guru, ketika guru memasuki suatu kelas, sudah memiliki bawaan
sendiri-sendiri, ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat sangat pribadi.
-
Kedua: siswa, demikian pula siswa juga memiliki
bawaan sendiri-sendiri, ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat sangat
pribadi.
-
Ketiga: kurikulum, bisa dipersepsi dan memiliki
dampak berbeda untuk setiap individu siswa.
-
Keempat
: pedagogy, di tangan guru berbeda bisa
memiliki makna dan dampak yang berbeda pula. Keempat faktor tersebut harus
diramu oleh seorang guru dalam suatu proses.
Urgensi
Pendidikan Multikultural di Indonesia
Sebagai bangsa
dengan beragam kultur memiliki resistensi yang tinggi terhadap muncunya konflik
sebagai konsekuensi dinamika kohesivitas sosial masyarakat. Akar munculnya
konflik dalam masyarakat multikultur disebabkan oleh :
-
Adanya
perebutan sumber daya, alat-alat produksi, dan kesempatan ekonomi ( acces
to economic resources and to means of production)
-
perluasan
batas-batas sosial budaya ( social and cultural borderline expansion )
-
dan
benturan kepentingan politik, idiologi, dan agama ( conflict of
political, ideology, and religious interest )
Praktek
Pendidikan Multikultural
di Indonesia
Sampai saat ini
pendidikan multicultural memang masih sebatas wacana. Praktek pendidikan
multikultural di Indonesia nampaknya tidak dapat dilaksanakan seratus persen
ideal seperti di Amerika Serikat, walaupun ditinjau dari keragaman budaya
memang banyak kemiripan. Hal itu disebabkan oleh perjalanan panjang histori
penyelenggaraan pendidikan yang banyak dilatarbelakangi oleh primordialisme.
Misalnya pendirian lembaga pendidikan berdasar latar belakang agama, daerah,
perorangan maupun kelompok.
Daftar Pustaka
JURNAL: PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Pengertian, Prinsip,
dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam ,
Rustam Ibrahim Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Rustam Ibrahim Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
ADDIN, Vol. 7, No. 1, Februari 2013
0 komentar:
Posting Komentar