Minggu, 09 April 2017

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Pengertian Pendidikan Multikultural

Multikultural secara etimologi multi berarti banyak, beragam, dan aneka sedangkan cultural berasal dari kata Culture yang mempunyai makna budaya, tradisi, kesopanan dan pemeliharaan. Pendidikan Multikultural adalah pendidikan yang menghargai diversitas dan mewadahi perspektif dari beragam kelompok kultural atas dasar basis regular.

Fokus Pendidikan Multikultural

Ada tiga kata kunci yang menandai adanya pendidikan multikultural yaitu;
-          pertama; proses pengembangan sikap dan tata laku,
-           kedua;menghargai perbedaan dan keragaman budaya,
-           Ketiga;penghargaan terhadap budaya lain.
Mengenai fokus pendidikan multikultural, Tilaar mengungkapkan bahwa dalam program pendidikan multikultural, fokus tidak lagi diarahkan semata-mata kepada kelompok rasial, agama dan kultural domain atau mainstream. Pendidikan Multikultural sebenarnya merupakan sikap “peduli” dan mau mengerti (difference), atau “politics of recognition” politik pengakuan terhadap orang-orang dari kelompok minoritas.Pendidikan Multikultural melihat masyarakat secara lebih luas.

Ciri-ciri pendidikan Multikultural

-          Membentuk masyarakat yang berbudaya
-          Materi pengajarannya nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai kelompok etnis
-          Menghargai aspek-aspek perbedaan dan keragaman budaya bangsa dan kelompok etnis
-          Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap perilaku anak didik yang meliputi persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya

Paradigma Pendidikan Multikultural

                Adapun bangunan paradigma pendidikan multikultural yang ditawarkan Zamroni ( 2011 ) adalah sebagai berikut :
-          Pendidikan multikultural adalah jantung untuk menciptakan kesetaraan pendidikan  bagi seluruh warga masyarakat.
-          Pendidikan multikultural bukan sekedar perubahan kurikulum atau perubahan metode pembelajaran.
-          Pendidikan multikultural mentransformasi kesadaran yang memberikan arah kemana transformasi praktik pendidikan harus menuju.
-          Pengalaman menunjukan bahwa upaya mempersempit kesenjangan pendidikan salah arah yang justru menciptakan ketimpangan semakin membesar.

Pendekatan pendidikan multikultural

                Ada dua macam pendekatan pendidikan multikultural, yaitu:
-          Pendekatan Kajian Kelompok Tunggal (Single group Single)
-          Pendekatan Perspektif Ganda (Multiple Perspectives Approach)
                Menurut Hermandez (dalam Conny S., 2004) paling tidak ada 4 (empat) pendekatan yang dapat dilakukan untuk menerapkan pendidikan multikultural, yaitu:
-          Pendektan Kontribusi
-          Pendekatan Tambahan
-          Pendekatan Transformasi
-          Pendekatan Aksi Sosial

WACANA : Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Praksis Pendidikan di Indonesia
Oleh : Teguh Wiyono, S.E., MM

                Pendidikan multikultural merupakan suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara holistik memberikan kritik dan menunjukkan kelemahan-kelemahan, kegagalan-kegagalan dan diskrimainasi di dunia pendidikan.
                Pendidikan multikultural sebagai instrumen rekayasa sosial mendorong sekolah supaya dapat berperan dalam menanamkan kesadaran dalam masyarakat multikultur dan mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleran utuk mewujudkan kebutuhan serta kemampuan bekerjasama dengan segala perbedaan yang ada.
                Praktek pendidikan multikultural di Indonesia dapat dilaksanakan secara fleksibel, tidak harus dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah atau monolitik. Pelaksanaan pendidikan multikultural didasarkan atas lima dimensi: (1) integrasi konten, (2) proses penyusunan pengetahuan, (3) mengurangi prasangka, (4) pedagogi setara, serta (5) budaya sekolah dan struktur sekolah yang memberdayakan.

Prinsip Pendidikan Multikultural

-          Prinsip pertama: pendidikan multikultural adalah gerakan politik yang bertujuan menjamin keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat tanpa memandang latar belakang yang ada.
-          Prinsip kedua : pendidikan multikultural mengandung dua dimensi: pembelajaran (kelas)  dan kelembagaan (sekolah) dan antara keduaanya tidak bisa dipisahkan, tetapi justru harus ditangani lewat reformasi yang komprehensif
-          Prinsip ketiga : pendidikan multikultural menekankan reformasi pendidikan yang komprehensif dapat dicapai hanya lewat analisis kritis atas sistem kekuasaan dan privileges untuk dapat dilakukan reformasi komprehensif dalam pendidikan.
-          Prinsip keempat : berdasarkan analisis kritis ini, maka tujuan pendidikan multikultural adalah menyediakan bagi setiap siswa jaminan memperoleh kesempatan guna mencapai prestasi maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
-          Prinsip kelima : pendidikan multikultural adalah pendidikan yang baik untuk seluruh siswa, tanpa memandang latar belakangnya.

Konsep Pendidikan Multikultural

                Konsep multikulturalisme menekankan pentingnya memandang dunia dari bingkai referensi budaya yang berbeda, dan mengenali serta manghargai kekayaan ragam budaya di dalam Negara dan di dalam komunitas global. Multikulturakisme menegaskan perlunya menciptakan sekolah di mana berbagai perbedaan yang berkaitan dengan ras, etnis, gender, orientasi seksual, keterbatasan, dan kelas sosial diakui dan seluruh siswa dipandang sebagai sumber yang berharga untuk memperkaya proses belajar mengajar.

Faktor-Faktor Dalam Pembelajaran

-          Faktor pertama : guru, ketika guru memasuki suatu kelas, sudah memiliki bawaan sendiri-sendiri, ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat sangat pribadi.
-          Kedua:  siswa, demikian pula siswa juga memiliki bawaan sendiri-sendiri, ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat sangat pribadi.
-          Ketiga:  kurikulum, bisa dipersepsi dan memiliki dampak berbeda untuk setiap individu siswa.
-          Keempat :  pedagogy, di tangan guru berbeda bisa memiliki makna dan dampak yang berbeda pula. Keempat faktor tersebut harus diramu oleh seorang guru dalam suatu proses.

Urgensi Pendidikan Multikultural di Indonesia

                Sebagai bangsa dengan beragam kultur memiliki resistensi yang tinggi terhadap muncunya konflik sebagai konsekuensi dinamika kohesivitas sosial masyarakat. Akar munculnya konflik dalam masyarakat multikultur disebabkan oleh :
-          Adanya perebutan sumber daya, alat-alat produksi, dan kesempatan ekonomi ( acces to economic resources and to means of production)
-          perluasan batas-batas sosial budaya ( social and cultural borderline expansion )
-          dan benturan kepentingan politik, idiologi, dan agama ( conflict of political, ideology, and religious interest )

Praktek Pendidikan Multikultural di Indonesia

                Sampai saat ini pendidikan multicultural memang masih sebatas wacana. Praktek pendidikan multikultural di Indonesia nampaknya tidak dapat dilaksanakan seratus persen ideal seperti di Amerika Serikat, walaupun ditinjau dari keragaman budaya memang banyak kemiripan. Hal itu disebabkan oleh perjalanan panjang histori penyelenggaraan pendidikan yang banyak dilatarbelakangi oleh primordialisme. Misalnya pendirian lembaga pendidikan berdasar latar belakang agama, daerah, perorangan maupun kelompok.

Daftar Pustaka

 JURNAL: PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Pengertian, Prinsip, dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam ,
Rustam Ibrahim Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
ADDIN, Vol. 7, No. 1, Februari 2013

06.10 No comments » by RismaDwynt

0 komentar:

Posting Komentar

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Blogroll

Pages

About